Jumat, 07 Februari 2014

Alat musik sunda

Suling Sunda – Budaya Urang Sadayana


Suling sunda itu merupakan salah satu jenis alat musik tiup, satu jenis ama saxophone, recorder, trumpet, dan lain-lain. Suling sunda merupakan alat musik yang masih cukup sering digunakan, baik di acara-acara tradisional, maupun sebagai instrumen yang sengaja ditambahin ke musik modren modern. Menjamurnya komunitas seni di Bandung khususnya komunitas musik tradisional membuat kelestarian dari suling sunda ini cukup terjaga gan, walaupun sudah agak menurun eksistensinya. Komunitas-komunitas etnik tadi secara aktif terus menggaungkan musik-musik pop culture yang di dalamnya terdapat beberapa instrumen tradisional layaknya suling dan beberapa intstrumen khas sunda lainnya. Media-media lokal di Bandung contohnya beberapa stasiun tv lokal pun cukup memerhatikan hal ini dengan menyiarkan musik-musik tradisional sekaligus memperkenalkan komunitas-komunitas musik etnik tersebut. Sayangnya hal tersebut engga diimbangi oleh feedback dari masyarakat yang untuk sekedar mengenal pun terkesan ogah-ogahan.
Balik ke suling sunda. Secara fisik, suling sunda itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, ada yang berlubang empat, lima, enam, bahkan tujuh. Suling sunda yang berlubang tujuh ntu merupakan pengembangan. Banyaknya lubang dan berbedanya jenis suling tadi bukan tanpa maksud, melainkan ada fungsi tersendiri, contohnya pada suling berlubang enam yang berfungsi sebagai instrumen yang memainkan melodi/sebagai patokan nada si penyanyi. Begitu pun dengan suling yang berlubang empat, lima dan tujuh yang memiliki fungsi tersendiri.
Bahan Baku
Masalah bahan baku, suling sunda ini terbuat dari bambu. Bambu yang banyak digunakan adalah bambu tamiang yang memiliki karakteristik tipis, kering dan kecil. Pemilihan ini dimaksudkan agar proses pelubangannya mudah dan bambu jenis ini memiliki ruas yang panjang. Coba agan bayangkan jika ruas bambu yang digunakan sebagai bahan baku adalah bambu yang memiliki ruas pendek. Ngga kebayang kan?
Bambunya pun harus sudah mencapai usia akil balig, alias cukup umur agar nanti hasil sulingnya ngga keriput pas di bakar (oven). Menurut satu sumber yang ane baca, untuk menekan kadar air, pengambilan bambu dilakukan pada saat musim kemarau.
Notasi
Berdasarkan yang dulu ane pelajari, pada suling sunda, terutama yang berlubang enam (tapi di jenis suling sunda lainnya pun kalau tidak salah sama) notasi yang digunakan berbeda dengan notasi yang biasa kita kenal.
Di musik modern, notasi yang digunakan adalah do-re-mi-fa-sol-la-si-do’, beserta pengembangan nada dengan menaikan nada dengan “kres (#)” atau menurunkan nada dengan “mol (b)” dan jika tiga nada digabungkan di tambah satu notasi penyempurna nada (perfect) maka akan membentuk suatu sistem chord tertentu. Nah di suling sunda tidak menggunakan notasi tersebut melainkan memakai notasi da-mi-na-ti-la-da. Penggunaan notasi ini di suling sunda sedikit mirip dengan penggunaan notasi biasa jika kita memainkan recorder. Jika kita sudah mengetahui lubang mana yang harus ditekan untuk menciptakan nada tertentu, maka untuk memainkan lagu, kita hanya tinggal mengikuti partitur.

0 komentar:

Posting Komentar